Indonesia merupakan salah satu negara yang sejak dahulu telah
terkenal dengan keanekaragaman yang terkandung didalamnya. Begitupula dengan
berbagai macam bahasa dan budaya yg telah lama lahir yang tidak dengan mudah
didapat, dijaga dan dikembangkan sampai saat ini untuk generasi-generasi
berikutnya agar dapat menikmati juga apa yang ada di negara ini. Bahasa dan
budaya yang ada di Indonesia merupakan bagian dari peninggalan sejarah yang
tidak mungkin dubuat begitu saja tanpa memiliki tujuan. Indonesia memiliki
begitu banyak bahasa daerah dari setiap kota yang ada di Indonesia. Meskipun
begitu Indonesia tentu memiliki satu bahasa sebagai pemersatu bangsa yaitu
Bahasa Indonesia. Indonesia juga memiliki budaya yang beranekaragam di setiap
suku maupun ras.
Kini Indonesia memasuki babak baru. Banyak bangsa Indonesia yang
justru lebih bangga menggunakan bahasa maupun budaya barat yang berbeda jauh
dengan ciri khas yang dimiliki Indonesia. Sehingga banyak bahasa dan budaya
Indonesia yang akhirnya ditiru bahkan ditampilkan dan diklaim sebagai milik
negara lain. Alasannya karena masyarakat Indonesia terlalu sibuk mempelajari
bahasa dan budaya yang ada dinegara lain. Sehingga mereka lupa bahwa mereka
sendiri juga memiliki bahasa dan budaya yang lebih mementingkan kesesuaian
dengan nilai dan norma yang berlaku. Peluang inilah yang akhirnya membuat
negara lain meniru bahkan dengan mudah mengklaim bahasa maupun budaya Indonesia
sebagai milik mereka.
Contohnya pada Rabu (20/06) TEMPO.CO,Jakarta –Wakil Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti menyatakan
pemerintah Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sejak 2007,
Bahkan, tari zapin, rendang, gamelan, dan cendol pun tercatat dalam akta budaya
Malaysia. Bahkan klaim terhadap kesenian reog Ponorogo pada November 2007,”
Kata Wiendu dalam rapat dengar pendapat bersama komisi X Dewan Perwakilan
Rakyat di kompleks parlemen,Senayan Rabu 20 juni 2012. Setelah reog, berikutnya
Malaysia mengklaim lagu daerah,asal Maluku, Rasa Sayange, pada Desember 2008
Tari pendet dari Bali juga sempat diklaim pada Agustus 2009.”
Namun bangsa Indonesia banyak yang marah maupun mengancam negara
yang telah mengklaim bahasa ataupun budaya Indonesia sebagai milik mereka,
padahal mereka sendiri lebih bangga dengan bahasa maupun budaya negara lain
yang akhirnya membuat bahasa dan budaya Indonesia ditiru bahkan di cap sebagai
milik negara lain. Anehnya mengapa bangsa Indonesia marah setelah ada yang
meniru bahasa ataupun budaya Indonesia? Sedangkan, mereka sendiri malu untuk
menggunakan ataupun mengenalkan bahasa maupun budaya Indonesia ke negara lain?
Harusnya Indonesia telah lebih dahulu bangga memperkenalkan kepada dunia
tentang bahasa maupun budaya yang dimiliki Indonesia. Sehingga negara lain
tidak akan berani untuk meniru bahasa dan budaya Indonesia.
Kebanyakan masyarakat Indonesia malah sibuk mempelajari bahasa dan budaya yang dimiliki oleh negara
lain. Buktinya saat ini Adakah tempat
bimbingan belajar bahasa Indonesia?
Berapa jumlah bimbingan belajar bahasa Indonesia? Alasannya karena masyarakat
baik usia muda maupun dewasa lebih bangga menggunakan bahasa maupun budaya
barat. Mereka beranggapan seolah bahasa ataupun budaya barat lebih menarik .
Contohnya banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Internasional yang menurut
mereka lebih bermanfaat ketika ingin melanjutkan pendidikan ataupun sekadar
liburan ke negara lain.
Akibatnya daya saing Indonesia akan semakin ketinggalan jauh dengan
negara-negara lain didunia. Negara lain semakin bangga dengan bahasa dan budaya
yang mereka miliki sedangkan bagaimana dengan Indonesia? Bahkan banyak SDM
terbaik di Indonesia ditarik dan dimanfaatkan untuk mengembangkan bahasa dan
budaya negara lain sedangkan bahasa dan budaya di Indonesia malah banyak dibeli
dan digunakan untuk investasi karna daya jual-beli yang lebih tinggi dinegara
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar